Microservices.

1 min read


Dalam membangun system dibutuhkan arsitektur yang benar dan tepat mengikuti trend dan perkembangan users,, terkadang system yang kita bangun tidak mendukung atau sulit dikembangkan kembali yang akhirnya gagalnya dalam memenuhi permintaan dari users…

Pada kesempatan ini saya akan membahas tentang keunggunalan dari microservices..


Jika kalian sudah membaca artikel-artikel saya sebelumnya maka kalian akan menemukan definisi dari monolith systems.. Monolith system biasa digunakan untuk system yang sudah paten yang mana biasanya tujuannya sudah jelas dan tidak berubah lagi….

Sedangkan microservices itu sebaliknya, jika kalian berencana membangun sistem jangka panjang dan menghasilkan peluang bisnis lain,, maka menggunakan cara ini adalah lebih disarankan…

Microservices akan terlihat terbangun dari beberapa komponen-komponen,, pada komponen A misalnya menggunakan teknologi blockchain menggunakan python, dan komponen B adalah aplikasi pemasaran meggunakan ReactJS dan lainnya… komponen C adalah server utama menggunakan NodeJS dan semisalnyaa,,, Jadi microservices ini fleksibel dan mudah untuk dikembangkan kembali…

The microservices software-development pattern provides a method to build a single, unified service out of a collection of smaller services. Each microservice component focuses on a set of loosely coupled actions on a small, well-defined dataset. Each microservice includes an independent storage system so that all of its data is located in a single location. By reducing the number of blocking operations on the data-storage backend, this architecture enables the microservice to scale horizontally, increasing capacity by adding more nodes to the system rather than just increasing the resources (RAM, CPUs, storage) on a single node.

Microservices can be written in any programming language and can use whichever database, hardware, and software environment makes the most sense for the organization. An application programming interface (API) provides the only means for users and other services to access the microservice’s data. The API need not be in any particular format, but representational state transfer (REST) is popular, in part because its human-readability and stateless nature make it useful for web interfaces. Other common API formats include gRPC and GraphQL, which each have different approaches and tradeoffs for how data is accessed.

https://insights.sei.cmu.edu/blog/8-steps-for-migrating-existing-applications-to-microservices/

oke cukup sekian dulu dari saya ya.. cyaaaa

Bima Sena

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *